Senin, 11 Desember 2017

Makalah Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah ayat 89

MAKALAH
Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah ayat 89
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Asbabun Nuzul Al-Qur’an

Dosen Pengampu:
Hidayatullah, M.A





Disusun oleh:
Abdullah Sa’bani

FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN (PTIQ)
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa Nabi terkadang ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau, dengan maksud meminta ketegasan hukum atau memohon penjelasan secara terperinci tentang urusan-urusan agama, sehingga turunlah beberapa ayat dari ayat-ayat al-Qur’an, hal yang seperti itulah yang dimaksud dengan asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya al-Qur’an.
Dalam tulisan singkat ini akan sedikit membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan asbabun nuzul surat Al-baqarah ayat 89, mulai dari asbabun nuzul ayat, penjelasan ayat dari beberapa pendapat para ulama. Namun, kesempurnaan makalah ini kami sadari masih sangatlah jauh, sehingga mungkin bagi kita untuk terus belajar dan mendalaminya di kesempatan yang mendatang.



















BAB II
PEMBAHASAN
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
“Dan setelah sampai kepada mereka kitab (Al-Quran) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelumnya mereka memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar”. (QS. Al-Baqarah, 89).
Asbabun Nuzul
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: كَانَتْ يَهُودُ خَيْبَرَ تُقَاتِلُ غَطَفَانَ فَلَمَّا الْتَقَوْا هُزِمَتْ يَهُودُ، فَعَادَتْ: يَهُودُ بِهَذَا الدُّعَاءِ وَقَالُوا: إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي وَعَدْتَنَا أَنْ تُخْرِجَهُ لَنَا فِي آخِرِ الزَّمَانِ إِلَّا تَنْصُرُنَا عَلَيْهِمْ
Ibnu Abbas berkata: Orang-orang Yahudi Khaibar pada zaman dahulu selalu memerangi orang-orang Ghathfan (bangsa Arab). Setiap kali bertempur orang-orang Yahudi selalu menderita kekalahan. Kemudian orang-orang Yahudi meminta pertolongan kepada Allah SWT dengan memanjatkan do’a: “Ya Allah, sesungguhnya kami mohon pertolongan kepada-Mu dengan kebenaran Muhammad, Nabi yang Ummi (tidak bias membaca dan menulis, tetapi pandai), yang telah Engkau janjikan kepada kami, yang Muhammad akan Engkau utus pada akhir zaman. Bukankah Engkau akan memberi pertolongan kepada kami untuk mengalahkan mereka.”

Setiap kali mereka bertempur do’a ini selalu dikumandangkan, sehingga orang-orang Ghathfan menderita kekalahan. Tetapi dikala Muhammad bin Abdillah diutus menjadi Rasulullah terakhir orang-orang Yahudi mengkufurinya. Sehubungan dengan kebohongan dan kekufuran orang-orang Yahudi itu Allah SWT menurunkan ayat ini sebagai ketegasan tentang laknat kepada mereka karena do’a yang mereka panjatkan telah dikabulkan, tetapi akhirnya mereka ingkar kepada Allah SWT dengan mengkufuri utusan-Nya.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi minta pertolongan untuk mengalahkan kaum Khazraj dengan memakai nama Rasulullah SAW, maka berkatalah Muadz bin Jabal, Bisyrubnul Barra dan Dawud bin Salamah kepada mereka: “Wahai kaum Yahudi! Takutlah kamu kepada Allah SWT dan masuk Islamlah kamu, karena kamu telah minta pertolongan kepada Allah SWT memakai nama Muhammad untuk mengalahkan kami, disaat kami termasuk kaum musyrikin. Kamu memberi kabar kepada kami bahwa sesungguhnya ia (Muhammad) akan diutus, dan kamu mengemukakan sifat-sifat Muhammad dengan sifat yang ada padanya itu”. Maka berkatalah Salam bin Masykam salah seorang dari Bani Nadzir. “Dia tidak memenuhi sifat-sifat yang kami kenal, dan dia bukan kami terangkan kepadamu”.
Ibnu ‘Abbas ra. memaparkan bahwa ayat ini diturunkan sebagai penjelasan tentang keingkaran kaum Yahudi. Saat Muhammad belum diutus menjadi Rasul, kaum Yahudi meminta pertolongan dengan bertawasul menggunakan nama Muhammad untuk mengalahkan Bani Aus dan Khazraj. Namun, setelah Allah SWT mengutus seorang Rasul dari bangsa Arab, mereka mengingkarinya.

Munasabah
Dari kisah ini dapat dipahami, bahwa mereka sebenarnya dengki kepada orang orang Islam. Kedengkian itu timbul setelah Allah mengutus Nabi Muhammad saw. dari kalangan orang-orang Arab, tidak dari kalangan mereka. Itulah sebabnya mereka terjerumus di lembah keingikaran dan kekafiran. Maka Allah memberikan ketetapan-Nya, bahwa mereka akan terusir dan jauh dari rahmat-Nya karunia keingkaran mereka pada kebenaran, setelah kebenaran yang diharap-harapkan itu nampak di hadapan mereka.


Penjelasan Ayat
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ “Dan setelah datang kepada mereka al-Qur’an dari Allah SWT yang membenarkan apa yang ada pada mereka.” Yakni, al-Qur’an dating kepada orang Yahudi yang membenarkan Taurat.
وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا “Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang kafir.” Artinya, atas orang-orang musyrik. Ibnu Katsir meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Dulu orang Yahudi selalu memohon kedatangan Rasulullah sebelum beliau diutus untuk mendapatkan kemenangan atas kabilah ‘Aus dan Khazraj. Tapi ketika Allah mengutus Rasulullah itu dari kalangan Arab, mereka tidak mengkauinya dan membantah apa yang pernah mereka dikatakannya tentang Rasul itu”. Kemudian Mu’adz bin Jabal, Basyar bin al-Barra’ bin Ma’rur dan Daud bin Salamah mengatakan kepada mereka: “Wahai kaum Yahudi! Bertakwalah kepada Allah SWT dan masuk Islamlah kamu, dulu kalian memohon kedatangan Muhammad untuk mengalahkan kami, sementara kami waktu itu termasuk kaum musyrik. Kalian memberi tahu kami bahwa sesungguhnya ia (Muhammad) akan diutus, dan kalian juag merindi sifat-sifatnya kepada kami”. Maka berkatalah Salam bin Masykum salah seorang dari Bani Nadzir. “Dia tidak membawa hal-hal yang tidak kami kenal. Dia juga bukan orang yang pernah kami ceritakan kepadamu”
Dan makna الإستفتاح   adalah memohon kemenangan, yakni memohon kepada Allah dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW atas orang musyrik Arab sebelum kerasulannya, yaitu sebelum diutus menjadi Rasul.
An-Nasa’i meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِم
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang yang lemah dari mereka, yaitu dengan sebab doa mereka, shalat mereka, dan keikhlasan mereka”.
An-Nasa’i juga meriwayatkan dari Abu Darda’, ia berkarta, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ابْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُم
“Carikan untukku orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kalian diberi rezeki dan ditolong (dimenangkan) dengan sebab orang-orang yang lemah (di antara) kalian”
فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا “Maka setelah dating kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya.” Artinya, setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui berupa wahyu dan kenabian, mereka mengingkarinya karena zalin, iri, dengki dan rakus akan kepemimpinan.
فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ “Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” Artinya, Allah mengutuk mereka. Penggunaan dhamir (kata ganti) menunjukkan bahwa laknat itu ditimpakan kepada mereka karena kekafiran mereka. Atau berarti, bahwa laknat Allah ditimpakan kepada setiap orang kafir. Orang Yahudi berada pada urutan pertama dalam kekafiran ini. Sebab pada dasarnya, mereka adalah orang yang paling pantas beriman dengan risalah Muhammad SAW.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Pelajaran
Allah SWT menerangkan, bahwa setelah al-Qur’an datang dari sisi Allah SWT orang-orang Yahudi mengingkarinya, padahal al-Qur’an itu memberi petunjuk serta membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka, yang sebelumnya sangat mereka harapkan kedatangannya untuk membenarkan yang terdapat dalam Kitab mereka. Akan tetapi setelah kebenaran yang mereka ketahui itu datang, mereka tidak mau beriman. Sebabnya, ialah karena mereka merasa akan kehilangan pengaruh, kekuasaan dan harta benda. Maka patutlah apabila Allah menyatakan laknat, sebagai imbalan kekafiran yang bersarang dalam dada mereka.








DAFTAR PUSTAKA
Hatta, Ahmad, Tafsir Qur’an PerKata. 2009. Jakarta: Maghfirah Pustaka
Al-Qurthubi, Imam, Jami’ al-Ahkam al-Qur’an. 1964. Mesir: Darul Kutub Al-Misriyah
Mahali, Mudjab, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an. 1989. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Shaleh, Qomaruddin, Dahlan, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Ayat Ayat Al-Qur’an. 1995. Bandung: CV. Diponegoro
Ath-Thabari, Imam, Tafsir Ath-Thabari Jami’ Al-Bayan wa Ta’wil Ayi Qur’an. 2007. Jakarta: Pustaka Azzam
Al-Qurthubi, Imam, Jami’ al-Ahkam al-Qur’an. Beirut: Muassasah al-Risalah
Hawwa, Sa’id, Tafsir al-Asas. 1996. Jakarta: Robbani Press.

Makalah Desain Penelitian

MAKALAH
Desain Penelitian
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:
Lukman Hakim, M.A




Disusun oleh:
Abdullah Sa’bani

FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN (PTIQ)
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam melakukan penelitian salah satu halyang penting ialah membuat design penelitian. Design penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa design yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang brsangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Manfaat design penelitian akan dirasakan oleh semua pihak yang terlihat dalam proses penelitian, karena dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian.
Selain itu, agar sebuah penelitian memiliki batasan-batasan dan dapat disusun secara terstruktur dan terkonsep dengan baik, maka diperlukan sebuah penelitian. Mengingat betapa pentingnya design penelitian, maka penulis akan sedikit membahas mengenai Proses dan Desain Penelitian.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian proses dan desain penelitian
b. Bagaimana sistematika desain penelitian
c. Apa tujuan dan manfaat desain penelitian
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian proses dan desain penelitian
b. Untuk mengetahui bagaimana sistematika desain penelitian
c. Untuk mengetahui manfaat desain penelitian


BAB II
PEMBAHASAN
Urgensi Proses Penelitian
Proses penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2003: 81). Untuk membuktikan hipotesis ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu. Karena dari objek populasi terlalu luas, maka peneliti perlu menggunakan sampel dari populasi tersebut. Dan sampel yang diambil haruslah sampel yang representative (mewakili). Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari populasi dan sampel yang ditetapkan selanjutnya dideskripsikan melalui penyajian data. Dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas bagi peneliti sendiri maupun orang lain yang berminat mengetahui.

Pengertian Desain Penelitian
Desain adalah rancangan bentuk atau model. Jadi pengertian design penelitian adalah suatu rancangan bentuk atau model suatu penelitian. Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan terhadap desain ataupun model penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Dalam menyusun strategi penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan tiga tipologi design penelitian berikut ini:
Survey design (desain survei)
Case-study design (desain studi kasus), dan
Experimental design (desain eksperimen).
Ketiga tipologi tersebut dilakukan dengan mengambil sampel diantara populasi yang ada. Tentunya akan berbeda, kalau populasi diambil sebagai responden. Apabila seluruh populasi diambil, maka hal tersebut disebut sensus. Sensus adalah pendataan terhadap seluruh populasi mengenai informasi tertentu. Misalnya, sensus nasional yang diselengggarakan oleh Biro Pusat Statistik.
a.  Desain Survei
Desain survei dikenal dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan mendatangi tempatnya masing-masing. Dengan memperhatikan pengertian tersebut, maka design penelitian survei berarti, suatu perancangan penelitian dengan tujuan melakukan pengujian yang cermat dan teliti terhadap suatu obyek penelitian berdasarkan suatu situasi ataupun kondisi tertentu dengan melihat kesesuaiannya dengan pernyataan ataupun nilai tertentu yang diakui dan diamati dengan cermat dan teliti.
b.  Desain Studi Kasus
Penelitian dengan design studi kasus dilakukan dengan observasi secara mendalam terhadap suatu obyek penelitian yang dipilih dari beberapa keadaan yang dianggap keduanya sama. Meskipun beberapa keadaan dianggap sama, tetapi kesimpulan yang diambilnya tidak boleh digeneralisasi sebagai kesimpulan secara menyeluruh terhadap kasus-kasus yang dianggap sama. Penelitian dengan pendekatan ini berusaha memotret sebagaimana adanya, sedetail mungkin, dan selengkap mungkin untuk selanjutnya dianalisis dan disimpulkan sebagai penggambaran suatu situasi dianggap sama tersebut.
Sebagai contoh, penelitian dengan masalah perilaku kehidupan sex para penghuni penjara laki-laki. Penelitian mengambil contoh kasus kehidupan salah satu penjara. Peneliti mengadakan pengamatan secara mendalam kehidupan mereka sehari-hari, dianalisis, dismpulkan, dan dilaporkan berdasarkan pendekatan tersebut. Kesimpulan dari studi tersebut, memberikan gambaran secara menyuluruh mengenai suatu kasus yang mungkin akan sama dengan kehidupan penjara lain diseluruh Indonesia. Biasanya pemilihan contoh kasus tersebut dapat diwakili oleh situasi contoh kasus yang digunakan.
c.   Desain Eksperimen
Pengertian eksperimen adalah pengujian apakah ssuatu obyek penelitian sesuai (cocok) dengan kondisi tertentu yangtelah terjadi atau sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Dalam penelitian semacam ini, obyek yan diteliti biasanya belum diketahui dengan pasti sebagaimana pengaruhnya apabila diterapkan pada suatu keadaan ataupun persyaratan tertentu. Sebagai contoh, suatu obat dengan dosis orang-orang barat (yang secara pisik lebih besar) mungkin akan berbeda dosisnya dengan orang-orang Indonesia yang relatif lebih kecil badannya. Distributor obat oerlu menguji apakah dosis yang telah ditetapkan bagi ukuran orang-orang Barat sesuai dengan orang-orang Indonesia. Pengujian ini perlu dilakukan agar sampai jangan sampai obat tersebut menimulkan efek samping yang jauh lebih berbahaya dibandingkan sama sekali tidak meminum obat tersebut. Adapun langkah-langkah desain penelitian yang harus diperhatikan diantaranya:
1.  Judul atau topik penelitian
Sangat disarankan bersifat singkat dan spesifik
2.  Pertanyaan atau masalah penelitian
Pertanyaan berdasarkan minat atau kecenderungan yang diambil dari persoalan yang dibahas
3.  Tinjauan penelitian
Berisi tentang tataran lebih abstrak dari persoalan yang diteliti
4.  Telaah Pustaka
Kajian yang bersifat kritis atau jelajahan (buku-buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian) mengenai beberapa hal, misalnya penjelasan mengenai konsep pokok yang digunakan, serta temuan penelitian lain tentang topik yang sejenis.
5.  Metodologi
Strategi penelitian yang ditempuh, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data
6.  Daftar pustaka
Sumber yang diambil dari buku, jurnal ilmiah, berbagai bentuk penerbitan, dan internet.
3. Tujuan dan Manfaat Desain Penelitian
Tujuan desain penelitian
Studi kasual untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (menjawab pertanyaan apakah dan mengapa) atau berusaha untuk menjelaskan hubungan-hubungan antara variabel.
Studi korelasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara variabel yang diteliti (menjauh pertanyaan sejauh mana pengaruh).
Studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari tantang siapa, apa, dimana, bilamana, dan berapa banyak.
Manfaat desain penelitian
Terkait dengan identifikasi dan atau pengembangan prosedur dan pengaturan logistik yang diperlukan dalam kerja penelitian.
Menekankan pada pentingnya kualitas prosedur-prosedur tersebut dalam kaitannya dengan validitas, obyektifitas, dan keakuratan kerja penelitian.












BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Desain penelitian merupakan rancangan penilaian untuk mengarahkan kerja penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Hasil penilitian bersifat terbuka dan tidak membatasi variabel. Pengelompokan dapat dilihat dari sudut pandang perumusan masalah, metode pengumpulan data, pengedalian variable-variabel, oleh peneliti, tujuan, dan lingkungan studi. Sumber potensial kesalahan dalam penelitian adalah kesalahan dalam perencanaan, pengumpulan data, melakukan analisis, dan pelaporan. Dan yang terpeting dengan adanya desain penelitian ini lebih dapat memberikan rasa kepercayaan seorang pembaca akan penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan: 12, 2017, Bandung: Alfabeta
https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/04/metodologi-penelitian.pdf
file:///D:/Metodologi%20Penelitian%20Gunadarma.pdf
Pawito, Ph.D. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Cetakan: 2, 2008, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta,
https://www.academia.edu/6390167/Desain_Penelitian

*Mengenal Lebih Dekat Dunia Jurnalistik, Pesantren Modern Primago Menggelar Pelatihan Jurnalistik Bersama Pimpinan Redaksi Gontornews.com.*

 *Mengenal Lebih Dekat Dunia Jurnalistik, Pesantren Modern Primago Menggelar Pelatihan Jurnalistik Bersama Pimpinan Redaksi Gontornews.com.*...