Minggu, 14 Januari 2018

MakalahTafsir Tahlili Surat Alu-Imran ayat 10-20

Alu Imran ayat 10
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ  
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikitpun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka.”
Dalam ayat ini penulis mengutip pesan bahwa orang-orang kafir, harta dan anak-anak mereka tak akan menolak siksa api neraka dan lebih dari itu, didalam ayat ini terdapat kata هُمْ وَقُودُ النَّار yang artinya “mereka diibaratkan sebagai bahan api neraka.
Adapun ayat ini dalam kitab Ibnu Kastir bahwa ada beberapa ayat lain yang ada ketersambungan kata ataupun artinya, diantaranya:
1.      Surat at-Taubah ayat 55

فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelask akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir.”
Dalam ayat ini terdapat kata فَلَا تُعْجِبْكَ yang berpesan kepada mereka ketika didunia berupa harta benda dan anak-anak tidak ada manfa’atnya bagi mereka di sisi Allah, dan juga tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari siksa Allah yang sangat pedih.
2.      Surat ali-Imran ayat 196-197
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ (196) مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri (196). Itu hanyalaah kesenangan sementara, kemudian tempattinggal mereka ialah Jahannam, dan Jahannam itu adalah tempat seburuk-buruknya.”
Dalam ayat ini terdapat kata لَا يَغُرَّنَّكَ yang berpesan kepada kita janganlah kita terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir, karena kesenangan di dunia ini hanyalah kesenangan yang sifatnya hanya sementara.
3.      Surat al-Anbiya ayat 98
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahannam, kalian pasti masuk kedalamnya.”
Adapun dalam ayat ini terdapat kata حَصَبُ جَهَنَّمَ yang berarti sesungguhnya mereka dan  segala sesuatu yang mereka sembah selain Allah adalah kayu bakar jahannam.
Kesimpulan dari surat ali-Imran ayat 10 ini bahwa orang-oarang kafir dan apapun yang mereka punya, berupa harta benda maupun anak-anak mereka dan segala sesuatu yang mereka sembah selain Allah maka bagi mereka adalah neraka jahannam, mereka bagaikan bahan kayu bakar ap neraka. Maka sesungguhnya dalam ayat ini pula berpesan kepada kita semua bahwa segala sesuatu yang kita punya, kesenangan, harta benda semuanya hanya sebuah kesenangan sementara yang tidak akan kita bawa setelah kita mati.

Alu Imran ayat 11

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ                                                                                                                                              
“keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir'aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya.”

Dalam ayat diatas merupakan ketersambungan dengan ayat sebelumnya yang berkaitan dengan orang-orang kafir (fir’aun), yang memberi penjelasan bahwa perbuatan mereka itu (kafir) seperti kaum fir’aun.
Dengan demikian ayat 10-11 menerangkan bahwa orang-orang kafir tidak akan  bermanfaat untuk diri sendiri harta benda dan anak-anak mereka semuanya akan binasa dan disiksa seperti kaum fir’aun.
Alu Imran ayat 12
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَاد
katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, "Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.”

Dalam ayat diatas terdapat kata سَتُغْلَبُونَ yang bermakna “pasti dikalahkan”, maksudnya orang-orang kafir pasti akan dikalahkan dan digiringkan pada hari kiamat kelak nanti kedalam neraka Jahannam. Dengan kata lain, ayat ini juga menyindir ayat sebelumnya (10-11) yang membahas tenyang orang-orang kafir dan balasan yang akan mereka terima dihdapan Allah swt.

Alu Imran ayat 13
Adapun ayat diatas terdapat kata فِئَتَيْنِ, dalam kitab Ibnu Katsir
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَار
 “Sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).”
dijelaskan bahasa kata tersebut mempunyai dua arti yaitu kelompok yang berperang dijalan Allah dan kedua kelompok kafir. Dan dijelaskan dengan kalimat setelahnya yaitu يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ “dengan mata kepala mereka (seakan-akan) orang-orang muslim duakali jumlah mereka”.
Adapun ayat yang berkaitan dengan ayat diatas antara lain dalam surat al-Anfal ayat 44:
وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلًا وَيُقَلِّلُكُمْ فِي أَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُور
“Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan”.
Ayat ini mengandung beberapa maksud akan perjumpaan mereka dangan jumlah yang sama besar, diantaranya:
1.      Jumlah pasukan yang banyak
a.       Ketika kaum kafir melihat kaum muslim sangat banyak, Allah menjadikan mereka akan rasa takut, hati kecut dan mental mereka beserta semnagat tempurnya jatuh
b.      Ketika kaum muslim melihat kaum kafir sangat banyak, Allah menjadikan mereka (muslim) agar bertawakal, berserah diri dan meminta pertolongan Allah swt.
2.      Jumlah pasukan yang sedikit
a.       Allah menjadikan keduanya agar supaya masing-masing pasukan maju dengan penuh semangat untuk menghancurkan pihak lainnya.

Lalu bagaimana cara membedakan antara yang bathil dan yang hak dalam ayat diatas dan penjelasan diatas. Maka Allah swt. memenangkan kaum muslim karena kalimat iman menang atas kalimat kekufuran dan kedzalimannya.
Maka turunlah kalimat setelahnya yang berbunyi وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ yang mana kalimat ini memberikan pelajaran bagi kita dan bagi orang-orang yang mempunyai mata hati dan pemahaman bahwa ayat inilah yang dijadikan sebagai petunjuk akan ketetapan dan takdir Allah swt. Ketika menolong hamba-hambanya yang beriman di kehidupan dunia ini.

Alu Imran ayat 14

 زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Dalam ayat ini sedikit menyinggung kepada ayat ke 10 yang menerangkan bahwa orang-orang kafir dan apa yang mereka punya semuanya tak akan bisa menolak siksa api neraka. Namun dalam ayat ini terdapat kata زُيِّنَ لِلنَّاسِ yang artinya “dijadikan indah pada pandangan manusia”, yang mana kata “naas” ini dimaksudkan kepada seluruh manusia yaitu kita semua yang dijadikan perhiasan bagi manusia dalam kehidupan ini berupa kesenangan antara lain wanita, dan anak-anak, harta yang banyak dan lain-lain. Terlebih dalam ayat ini terdapat penjelasan pertama yaitu kata النِّسَاءِ yang artinya “wanita”, mengapa demikian?. Karena darinyalah fitnah yang sangat kuat muncul. Adapun penjelasan setelah kata ini yaitu anak-anak, harta dan lain sebagainya sama seperti dengan penjelasan sebelumnya yaitu merupakan perbuatan yang tercela, apabila semua yang dijelaskan dalam ayat ini dilakukan dengan dan hanya untuk kesenangan semata-mata, membanggakan diri, menyombongkan diri, takabbur dan lain sebagainya.
Lalu Allah swt. memberikan penjelasan yang lebih akan kesia-siaan mereka yaitu dengan kata وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ  yang memberikan kabar kepada kita bahwa segala sesuatu itu akan kepada sang Maha Pencipta.

Alu Imran ayat 15
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِير بِالْعِبَادِ                                                                                                                                                 
“katakanlah, "Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
Setelah berbicara tentang perhiasan yang semata-mata hanya untuk kesenangan di dunia ini yaitu dalam ayat sebelumnya, maka Allah memberikan kabar kepada nabi Muhammad untuk disampaikan kepada kita yaitu قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ yang artinya “Katakanlah, “inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada apa yang demikian itu?”. Maksudnya adalah “Katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang, “Aku akan memberitahukan kepada kalian hal yang lebih baik daripada apa yang dihiaskan kepada manusia dalam kehidupan di dunia ini berupa kesenangan dan gemerlapannya yang semuanya itu akan pasti lenyap”. Maka untuk siapakah itu semuanya, Allah pun mengabarkan dengan kata setelahnya yaitu لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ yang artinya untuk orang-orang yang betakwa kepada Allah.  Dan balasannya bagi orang-orang yang bertakwa ialah surga yang mengair dibawahnya sungai-sungai kekal didalamnya dan istri-istri yang disucikan dan kenikmatan yang lainnya.  

Alu Imran ayat 16
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 “(yaitu) orang-orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka.”
Ayat ini masih ada ketersambungan dengan ayat sebelumnya yang dimana ayat ini memberikan penjelasan  bahwa sifat-sifat orang yang bertakwa telah dijanjikan Allah swt. akan mendpatkan pahala yang berlimpah. Siapakah mereka?, mereka adalah orang-orang yang berdoa  رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  “Ya Tuhan kami, sesunggunya kami telah beriman” فَاغْفِرْ لَنَا “maka ampunilah segala dosa kami” وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  “dan perihalalah kami dari siksa neraka”.

Alu Imran ayat 17
                                                                                وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ
“(juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.
Setelah ayat sebelumnya menjelaskan sifat-sifat orang-orang bertakwa yang akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, namun dalam ayat ini akan menjelaskan bagaimana caranya untuk selalu istiqomah dalam menjaga ketakwaan. Yaitu pada kata pertama dikatakan الصَّابِرِينَ maksudnya ialah sabar dalam menjalankan ketaatan dan meningalkan semua hal yang diharamkan. Lalu yang kedua yaitu وَالصَّادِقِينَ yakni yakin kepada apa yang diberitakan kepada mereka berkat iman mereka dalam arti kata berteguh hati dalam mengerjakan amal-amal yang berat. Dan yang ketiga وَالْقَانِتِينَ yang dimaksud dengan qoonit diatas yaitu patuh dan taat. Dan yang ke empat  وَالْمُنْفِقِينَ maksudnya ialah menafkahkan sebagianhartanya dijalan Allah swt. untuk ketaatan yang diperintahkan oleh Allah swt. Dan yang terakhir adalah وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَار selalu meluangkan sepertiga malamnya untuk selalu beristighfar.

Alu Imran ayat 18
 شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ                                                                                                                           
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikuan pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
Dalam ayat ini Allah swt. menyatakan dan memberikan pernyataan-Nya, bahwasanya hanya Allah semata yang akan menjadi saksi. Ia lah sebagai saksi Yang Maha Besar lagi Maha Adil, karena tersimoan kata-kata لَا إِلَهَ إِلَّا هُو yang artinya bermakna “bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia.” Dengan demikian ayat ini mengandung kebesaran Allah, mengapa demikian, karena Allah swt. Tuhan semua makhluk, dan semua makhluk di dunia ini termasuk kita semua adalah hamba-Nya dan merupakan ciptaan-Nya.
Adapun ketersambungan ayat lainnya yang sama dengan penjelasan diatasterdapat dalam surat An-Nisa ayat 166 yang berbunyi:

“tetapi Allah mengakui Al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu.” Dengan demikian ayat ini pula mengandung pernyataan bahwa Allah swt. mengiringi pernyataan-Nya itu dengan kesaksian para malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang dinyatakan dengan kesaksian atau dengan pernyataan-Nya.
Adapun kata setelah nya yaitu قَائِمًا بِالْقِسْطِ maknanya “yang menegakkan keadilan”. Maksudnya, hal ini merupakan suatu keistimewaan yang besar bagi para ulama dalam kedudukan tersebut. Selanjutnya pada lafaz قَائِمًا dalam kita Ibnu Katsir dinasabkan karta ini sebagai hal. Dengan kata lain, Allah swt. senantiasa menegakkan keadilan dalam segala hal da keadaan. Maka dilengkapilah dengan kata setelahnya yaitu لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ yang dimaksud dalam kalimat ayat ini berkedudukan sebagai kalimat Tauhid atau yang memperkuat kalimat sebelumnya dan Ia lah Allah swt. yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Alu Imran ayat 19

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ                 
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
Ketika kita mendengar kata إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ banyak dari kalangan masyarakat beragumen bahwasanya agama yang terabaik disisi Allah swt. hanyalah agama Islam sendiri. Dari ayat diatas Allah swt. memberikan berita dan menyatakan kepada kita bahwa tidak ada agama yang diterima dari seseorang disisi-Nya selain agama Islam. Lalu apakah hanya sekedar masukdan memeluk agama Islam, tentu tidak. Akan tetapi kita semua harus mengikuti Rasul-Nya yang diutus disetiap masa hingga nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Karena dari Nabi Muhammad lah yang membawa agama Islam sebagai penutup semua jalan lain kecuali hanya jalan yang telah ditempuhnya. Barang siapa yang menghadap kepada Allah swt. setelah Nabi Muhammad diutus oleh-Nya dengan membawa agama yang bukan syariatnya, maka itu tidak akan diterima oleh Allah. Seperti dalam ayat 85 surat Alu Imran juga yang artiinya:
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari-Nya.”
Maka dalam ayat ini, Allah swt. memberikan terbatasnya agama yang diterima oleh Allah hanaya pada agama Islam, yaitu: Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah swt. hanyalah Islam.

Alu Imran ayat 20
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَاد                                                                                                        
“Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, "Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab dan kepada orang-orang yang buta huruf, "Sudahkah kamu masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”       
فَإِنْ حَاجُّوكَ makna kata-kata ini yaitu mendebatmu tentang masalah tauhid. Yakni bahwa aku memurnikan ibadahku hanya karena Allah semata, tidak ada sekutu bagin-Nya, dan tidak ada bandingan-Nya, tidak beranak dan juga tidak pula diperanakan. Dengan kata lain segala perbuatan yang kita kerjakan dan kita lakukan semuanya hanya untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu dalam ayat ini memberi isyarat bahwa hanyalah Allah tempat kita meminta, berharap sesuatu, dan Allah itu adalah yang maha Esa yaitu satu atau al-ahadu,karena-Nyalah kita dapat hidup dimuka bumi ini dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.
Lalu apa yang dimaksud dengan وَمَنِ اتَّبَعَنِ atau orang-orang yang mengikutiku?. Yang dimaksud dalam kata ini ialah orang-orang yang bearada dalam agamaku akan mengatakan hal yang sama dengan ucapanku ini. Seperti yang dijelaskan dalam surat Yusuf ayat 108 yang artinya:
Katakanlah, “inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujah yang nyata.”
Kemudian Allah memerintkahkan kepada hamda dan Rasul-Nya untuk menyeru orang ahli kitab dari kalangan dua agama (Yahudi dan Nashrani) serta orang-orang buta huruf atau الْأُمِّيِّينَ dari kalngan orang musyrik, agar mereka mengikuti jalannya, memasuki jalnnya, memasukiagamanya, serta mengamalkan syariatnya dan apa yang diturunkan oleh Allah kepadanya. Lalu Allah melanjutkan firmannya dengan maksud Allah-lah yang menghisab mereka karena hanya kepada-Nya lah mereka kembali. Dan Allah maha membolak-balikan sesuatu dengan apa yang Allah kehendaki, karena sejatinyasemua hikmah hanyalah milik-Nya dan tempat hujah yang benar.
Dan Allah menutup ayat ini dengan kata وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَاد yaitu Allah yang maha mengetahui siapa yang berhak mendapatkan hidayah dansiapa yang berhak mendapat kesesatan. Dia berhak melakukan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Mengenal Lebih Dekat Dunia Jurnalistik, Pesantren Modern Primago Menggelar Pelatihan Jurnalistik Bersama Pimpinan Redaksi Gontornews.com.*

 *Mengenal Lebih Dekat Dunia Jurnalistik, Pesantren Modern Primago Menggelar Pelatihan Jurnalistik Bersama Pimpinan Redaksi Gontornews.com.*...