Alu Imran ayat 10
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ
أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ
النَّارِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna
sedikitpun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka
itu (menjadi) bahan bakar api neraka.”
Dalam ayat ini penulis mengutip pesan bahwa
orang-orang kafir, harta dan anak-anak mereka tak akan menolak siksa api neraka
dan lebih dari itu, didalam ayat ini terdapat kata هُمْ وَقُودُ النَّار yang
artinya “mereka diibaratkan sebagai bahan api neraka.
Adapun ayat ini
dalam kitab Ibnu Kastir bahwa ada beberapa ayat lain yang ada ketersambungan
kata ataupun artinya, diantaranya:
1. Surat at-Taubah ayat 55
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak
mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta
benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan
kelask akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir.”
Dalam ayat ini
terdapat kata فَلَا تُعْجِبْكَ yang berpesan kepada
mereka ketika didunia berupa harta benda dan anak-anak tidak ada manfa’atnya
bagi mereka di sisi Allah, dan juga tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari
siksa Allah yang sangat pedih.
2. Surat ali-Imran ayat 196-197
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ (196)
مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah
sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam
negeri (196). Itu hanyalaah kesenangan sementara, kemudian tempattinggal mereka
ialah Jahannam, dan Jahannam itu adalah tempat seburuk-buruknya.”
Dalam ayat ini
terdapat kata لَا يَغُرَّنَّكَ yang berpesan kepada
kita janganlah kita terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir, karena
kesenangan di dunia ini hanyalah kesenangan yang sifatnya hanya sementara.
3. Surat al-Anbiya ayat 98
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
“Sesungguhnya
kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahannam, kalian
pasti masuk kedalamnya.”
Adapun dalam ayat
ini terdapat kata حَصَبُ جَهَنَّمَ yang berarti
sesungguhnya mereka dan segala sesuatu
yang mereka sembah selain Allah adalah kayu bakar jahannam.
Kesimpulan dari
surat ali-Imran ayat 10 ini bahwa orang-oarang kafir dan apapun yang mereka
punya, berupa harta benda maupun anak-anak mereka dan segala sesuatu yang
mereka sembah selain Allah maka bagi mereka adalah neraka jahannam, mereka
bagaikan bahan kayu bakar ap neraka. Maka sesungguhnya dalam ayat ini pula
berpesan kepada kita semua bahwa segala sesuatu yang kita punya, kesenangan,
harta benda semuanya hanya sebuah kesenangan sementara yang tidak akan kita
bawa setelah kita mati.
Alu Imran ayat 11
كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
“keadaan mereka) seperti keadaan pengikut
Fir'aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami,
maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat
hukuman-Nya.”
Dalam ayat diatas merupakan ketersambungan dengan
ayat sebelumnya yang berkaitan dengan orang-orang kafir (fir’aun), yang memberi penjelasan bahwa perbuatan
mereka itu (kafir) seperti kaum fir’aun.
Dengan demikian ayat 10-11 menerangkan bahwa
orang-orang kafir tidak akan bermanfaat
untuk diri sendiri harta benda dan anak-anak mereka semuanya akan binasa dan
disiksa seperti kaum fir’aun.
Alu Imran ayat 12
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ
إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَاد
“katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, "Kamu (pasti)
akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk
tempat tinggal.”
Dalam ayat diatas terdapat kata سَتُغْلَبُونَ yang
bermakna “pasti dikalahkan”, maksudnya orang-orang kafir pasti akan dikalahkan
dan digiringkan pada hari kiamat kelak nanti kedalam neraka Jahannam. Dengan
kata lain, ayat ini juga menyindir ayat sebelumnya (10-11) yang membahas
tenyang orang-orang kafir dan balasan yang akan mereka terima dihdapan Allah
swt.
Alu Imran ayat 13
Adapun ayat diatas
terdapat kata فِئَتَيْنِ, dalam kitab Ibnu Katsir
قَدْ كَانَ
لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ
يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي
الْأَبْصَار
“Sungguh, telah
ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan
berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan
mata kepala, bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat mereka. Allah
menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada
yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
penglihatan (mata hati).”
dijelaskan bahasa kata tersebut mempunyai dua
arti yaitu kelompok yang berperang dijalan Allah dan kedua kelompok kafir. Dan
dijelaskan dengan kalimat setelahnya yaitu يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ
الْعَيْنِ “dengan mata kepala mereka (seakan-akan) orang-orang muslim
duakali jumlah mereka”.
Adapun ayat yang berkaitan dengan ayat diatas
antara lain dalam
surat al-Anfal ayat 44:
وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلًا وَيُقَلِّلُكُمْ
فِي أَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا وَإِلَى اللَّهِ
تُرْجَعُ الْأُمُور
“Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu
berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu
ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah
hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanyalah kepada
Allahlah dikembalikan segala urusan”.
Ayat ini mengandung beberapa maksud akan
perjumpaan mereka dangan jumlah yang sama besar, diantaranya:
1.
Jumlah pasukan yang
banyak
a.
Ketika kaum kafir
melihat kaum muslim sangat banyak, Allah menjadikan mereka akan rasa takut,
hati kecut dan mental mereka beserta semnagat tempurnya jatuh
b.
Ketika kaum muslim
melihat kaum kafir sangat banyak, Allah menjadikan mereka (muslim) agar
bertawakal, berserah diri dan meminta pertolongan Allah swt.
2.
Jumlah pasukan yang
sedikit
a.
Allah menjadikan
keduanya agar supaya masing-masing pasukan maju dengan penuh semangat untuk
menghancurkan pihak lainnya.
Lalu bagaimana cara membedakan antara yang bathil
dan yang hak dalam ayat diatas dan penjelasan diatas. Maka Allah swt.
memenangkan kaum muslim karena kalimat iman menang atas kalimat kekufuran dan
kedzalimannya.
Maka turunlah kalimat setelahnya yang berbunyi وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ
يَشَاءُ yang mana kalimat ini memberikan pelajaran bagi kita dan bagi
orang-orang yang mempunyai mata hati dan pemahaman bahwa ayat inilah yang
dijadikan sebagai petunjuk akan ketetapan dan takdir Allah swt. Ketika menolong
hamba-hambanya yang beriman di kehidupan dunia ini.
Alu Imran ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan terasa
indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas
dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup dunia, dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Dalam ayat ini sedikit menyinggung kepada ayat ke
10 yang menerangkan bahwa orang-orang kafir dan apa yang mereka punya semuanya
tak akan bisa menolak siksa api neraka. Namun dalam ayat ini terdapat kata زُيِّنَ لِلنَّاسِ yang artinya
“dijadikan indah pada pandangan manusia”, yang mana kata “naas” ini dimaksudkan
kepada seluruh manusia yaitu kita semua yang dijadikan perhiasan bagi manusia
dalam kehidupan ini berupa kesenangan antara lain wanita, dan anak-anak, harta
yang banyak dan lain-lain. Terlebih dalam ayat ini terdapat penjelasan pertama
yaitu kata النِّسَاءِ yang artinya
“wanita”, mengapa demikian?. Karena darinyalah fitnah yang sangat kuat muncul.
Adapun penjelasan setelah kata ini yaitu anak-anak, harta dan lain sebagainya
sama seperti dengan penjelasan sebelumnya yaitu merupakan perbuatan yang
tercela, apabila semua yang dijelaskan dalam ayat ini dilakukan dengan dan
hanya untuk kesenangan semata-mata, membanggakan diri, menyombongkan diri,
takabbur dan lain sebagainya.
Lalu Allah swt. memberikan penjelasan yang lebih
akan kesia-siaan mereka yaitu dengan kata وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ yang memberikan kabar kepada
kita bahwa segala sesuatu itu akan kepada sang Maha Pencipta.
Alu Imran ayat 15
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ
رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِير بِالْعِبَادِ
“katakanlah, "Maukah aku kabarkan kepadamu apa
yang lebih baik dari yang demikian itu?" Bagi orang-orang yang bertakwa
(tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta
ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
Setelah berbicara tentang perhiasan yang
semata-mata hanya untuk kesenangan di dunia ini yaitu dalam ayat sebelumnya,
maka Allah memberikan kabar kepada nabi Muhammad untuk disampaikan kepada kita
yaitu قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ yang artinya
“Katakanlah, “inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada
apa yang demikian itu?”. Maksudnya adalah “Katakanlah, hai Muhammad, kepada
orang-orang, “Aku akan memberitahukan kepada kalian hal yang lebih baik
daripada apa yang dihiaskan kepada manusia dalam kehidupan di dunia ini berupa
kesenangan dan gemerlapannya yang semuanya itu akan pasti lenyap”. Maka untuk
siapakah itu semuanya, Allah pun mengabarkan dengan kata setelahnya yaitu لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ yang artinya untuk orang-orang yang betakwa
kepada Allah. Dan balasannya bagi
orang-orang yang bertakwa ialah surga yang mengair dibawahnya sungai-sungai
kekal didalamnya dan istri-istri yang disucikan dan kenikmatan yang lainnya.
Alu Imran ayat 16
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا
آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang berdoa, "Ya
Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan
lindungilah kami dari azab neraka.”
Ayat ini masih ada ketersambungan dengan ayat
sebelumnya yang dimana ayat ini memberikan penjelasan bahwa sifat-sifat orang yang bertakwa telah
dijanjikan Allah swt. akan mendpatkan pahala yang berlimpah. Siapakah mereka?,
mereka adalah orang-orang yang berdoa رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا
ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Ya Tuhan kami, sesunggunya
kami telah beriman” فَاغْفِرْ لَنَا “maka ampunilah segala dosa kami” وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “dan perihalalah kami
dari siksa neraka”.
Alu Imran ayat 17
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ
وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ
“(juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang
yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan
pada waktu sebelum fajar.
Setelah ayat sebelumnya menjelaskan sifat-sifat
orang-orang bertakwa yang akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, namun
dalam ayat ini akan menjelaskan bagaimana caranya untuk selalu istiqomah dalam
menjaga ketakwaan. Yaitu pada kata pertama dikatakan الصَّابِرِينَ
maksudnya ialah sabar dalam menjalankan ketaatan dan meningalkan semua hal yang
diharamkan. Lalu yang kedua yaitu وَالصَّادِقِينَ yakni
yakin kepada apa yang diberitakan kepada mereka berkat iman mereka dalam arti
kata berteguh hati dalam mengerjakan amal-amal yang berat. Dan yang ketiga وَالْقَانِتِينَ yang
dimaksud dengan qoonit diatas yaitu patuh dan taat. Dan yang ke empat وَالْمُنْفِقِينَ
maksudnya ialah menafkahkan sebagianhartanya dijalan Allah swt. untuk ketaatan
yang diperintahkan oleh Allah swt. Dan yang terakhir adalah وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَار selalu meluangkan sepertiga malamnya untuk selalu beristighfar.
Alu Imran ayat 18
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan
bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikuan pula) para malaikat dan orang
berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha
Perkasa, Maha Bijaksana.”
Dalam ayat
ini Allah swt. menyatakan dan memberikan pernyataan-Nya, bahwasanya hanya Allah
semata yang akan menjadi saksi. Ia lah sebagai saksi Yang Maha Besar lagi Maha
Adil, karena tersimoan kata-kata لَا إِلَهَ إِلَّا هُو yang artinya bermakna
“bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia.” Dengan demikian ayat ini mengandung
kebesaran Allah, mengapa demikian, karena Allah swt. Tuhan semua makhluk, dan
semua makhluk di dunia ini termasuk kita semua adalah hamba-Nya dan merupakan
ciptaan-Nya.
Adapun
ketersambungan ayat lainnya yang sama dengan penjelasan diatasterdapat dalam
surat An-Nisa ayat 166 yang berbunyi:
“tetapi Allah mengakui Al-Quran yang diturunkan-Nya
kepadamu.” Dengan demikian ayat ini pula mengandung pernyataan bahwa Allah swt.
mengiringi pernyataan-Nya itu dengan kesaksian para malaikat dan orang-orang
yang berilmu, yang dinyatakan dengan kesaksian atau dengan pernyataan-Nya.
Adapun
kata setelah nya yaitu قَائِمًا بِالْقِسْطِ
maknanya “yang menegakkan keadilan”. Maksudnya, hal ini merupakan suatu
keistimewaan yang besar bagi para ulama dalam kedudukan tersebut. Selanjutnya
pada lafaz قَائِمًا
dalam kita Ibnu Katsir dinasabkan karta ini sebagai hal. Dengan kata lain,
Allah swt. senantiasa menegakkan keadilan dalam segala hal da keadaan. Maka
dilengkapilah dengan kata setelahnya yaitu لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ
yang dimaksud dalam kalimat ayat ini berkedudukan sebagai kalimat Tauhid atau
yang memperkuat kalimat sebelumnya dan Ia lah Allah swt. yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Alu Imran ayat 19
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ
فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama di
sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang diberi Kitab
kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.”
Ketika kita mendengar kata إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ banyak dari kalangan masyarakat beragumen bahwasanya
agama yang terabaik disisi Allah swt. hanyalah agama Islam sendiri. Dari ayat
diatas Allah swt. memberikan berita dan menyatakan kepada kita bahwa tidak ada
agama yang diterima dari seseorang disisi-Nya selain agama Islam. Lalu apakah
hanya sekedar masukdan memeluk agama Islam, tentu tidak. Akan tetapi kita semua
harus mengikuti Rasul-Nya yang diutus disetiap masa hingga nabi terakhir yaitu Nabi
Muhammad saw. Karena dari Nabi Muhammad lah yang membawa agama Islam sebagai
penutup semua jalan lain kecuali hanya jalan yang telah ditempuhnya. Barang
siapa yang menghadap kepada Allah swt. setelah Nabi Muhammad diutus oleh-Nya
dengan membawa agama yang bukan syariatnya, maka itu tidak akan diterima oleh
Allah. Seperti dalam ayat 85 surat Alu Imran juga yang artiinya:
“Barang siapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari-Nya.”
Maka dalam
ayat ini, Allah swt. memberikan terbatasnya agama yang diterima oleh Allah
hanaya pada agama Islam, yaitu: Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah
swt. hanyalah Islam.
Alu Imran ayat 20
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ
وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ
تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَاد
“Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad)
katakanlah, "Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula)
orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang
telah diberi Kitab dan kepada orang-orang yang buta huruf, "Sudahkah kamu
masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat
petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan.
Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
فَإِنْ حَاجُّوكَ
makna kata-kata ini yaitu mendebatmu tentang masalah tauhid. Yakni bahwa aku
memurnikan ibadahku hanya karena Allah semata, tidak ada sekutu bagin-Nya, dan
tidak ada bandingan-Nya, tidak beranak dan juga tidak pula diperanakan. Dengan
kata lain segala perbuatan yang kita kerjakan dan kita lakukan semuanya hanya
untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu dalam ayat ini memberi isyarat
bahwa hanyalah Allah tempat kita meminta, berharap sesuatu, dan Allah itu
adalah yang maha Esa yaitu satu atau al-ahadu,karena-Nyalah kita dapat hidup
dimuka bumi ini dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.
Lalu apa
yang dimaksud dengan وَمَنِ اتَّبَعَنِ atau orang-orang yang mengikutiku?. Yang
dimaksud dalam kata ini ialah orang-orang yang bearada dalam agamaku akan
mengatakan hal yang sama dengan ucapanku ini. Seperti yang dijelaskan dalam
surat Yusuf ayat 108 yang artinya:
Katakanlah, “inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujah yang
nyata.”
Kemudian
Allah memerintkahkan kepada hamda dan Rasul-Nya untuk menyeru orang ahli kitab
dari kalangan dua agama (Yahudi dan Nashrani) serta orang-orang buta huruf atau
الْأُمِّيِّينَ
dari kalngan orang musyrik, agar mereka mengikuti jalannya, memasuki jalnnya,
memasukiagamanya, serta mengamalkan syariatnya dan apa yang diturunkan oleh
Allah kepadanya. Lalu Allah melanjutkan firmannya dengan maksud Allah-lah yang
menghisab mereka karena hanya kepada-Nya lah mereka kembali. Dan Allah maha
membolak-balikan sesuatu dengan apa yang Allah kehendaki, karena sejatinyasemua
hikmah hanyalah milik-Nya dan tempat hujah yang benar.
Dan Allah
menutup ayat ini dengan kata وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَاد
yaitu Allah yang maha mengetahui siapa yang berhak mendapatkan hidayah dansiapa
yang berhak mendapat kesesatan. Dia berhak melakukan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar